Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

Mahasiswa saat berdiskusi mengawal kursi Rektor IAIN Pontianak di KPK (Kantin Pak Karim), Jumat (2/3/2018).


wartaiainpontianak.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak berdiskusi dengan tema menuju kursi hangat Rektor IAIN. Diskusi dilaksanakan di Kantin Pak Karim (KPK), Jumat (2/3/2018).

Agenda yang diinisiasi oleh Dema IAIN Pontianak tersebut menghadirkan Muhammad Wawan Gunawan, Mantan Presiden Mahasiswa tahun 2016-2017, dan Yusmandi yang merupakan aktivis kampus. Keduanya diundang sebagai pembicara pada diskusi bertajuk mengawal pemilihan rektor tersebut.

Wawan Gunawan, ketika membuka omongan mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang yang mempunyai kapasitas untuk berbicara mengenai bagaimana pemilihan rektor. "Seharusnya jika ingin lebih mendetail bagaimana prosesnya kita semestinya medatangkan pejabat kampus atau panitia penjaringan," kata Wawan.

Walupun begitu, ia tetap menyarankan agar para mahasiswa harus tetap mengkaji SK dirjen yang mengatur bagaimana mekanisme pemilihan rektor perguruan tinggi Islam. Wawan mengatakan, mahasiswa memang tidak mempunyai hak suara dalam hal ini meski negara menganut sistem demokrasi. "Kita sebagai mahasiswa tidak bisa menggunakan hak suara untuk memilih, tapi kita bisa menyuarakan kriteria rektor yang kita inginkan," kata Wawan.

Senada dengan apa yang diutarakan Wawan, Yusmandi mengatakan mahasiswa tidak memiliki hak suara bukan berati mahasiswa harus bungkam. "Kita harus tetap mengawal berjalannya proses pemilihan rektor ini, mengingat peranan dan fungsi kita aktivis kampus sebagai penyambung lidah mahasiswa," kata Yusmandi.

Yusmandi, mahasiswa yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum di Mapala Enggang Gading itu mengingatkan kepada para mahasiswa yang hadir untuk kembali meningkatkan jiwa pergerakan dalam kampus. "Sebagai aktivis dari berbagai macam internal kampus maupun OKP, kita harus kompak mengembalikan arah pergerakan kita menuju kampus yang ilmiyah, bukan hanya sekedar menjadi EO belaka," kata Yusmandi.

Selain membahas tema panas pemilihan kursi rektor, diskusi tersebut juga mengkaji permasalahan klasik yang dialami mahasiswa saat ini. Di antaranya krisis kekompakan antar anggota KBM dan juga masalah ketidakjelasan ansurasi bagi mahasiswa.

Reporter: Imam Maksum

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib