Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

Membuat Tulisan Profil (Jurnalistik)
Produk jurnalistik salah satunya adalah tulisan profil. Biasanya kita dapat menemukan tulisan ini di koran, majalah , buletin dan lain-lain. Untuk membuat tulisan profil seseorang yang pertama adalah kita harus mempunyai narasumber yang akan kita angkat profilnya. Dalam memilih narasumber, diutamakan memilih narasumber yang memiliki sisi menarik sehingga nantinya tulisan kita akan menarik pembaca. Misalnya adalah seorang artis, pejabat, guru dan sebagainya. manusia biasa pun sebenarnya dapat diangkat profilnya, apabila memang di dalam diri atau dalam kehidupan orang tersebut menarik dan unik yang tidak  dimiliki orang lain. Misalnya profil seorang tukang becak yang buta. Namun tetap memiliki penumpang yang setia menggunakan jasanya. 
Masih banyak profil orang-orang yang di luar sana yang lebih menarik, namun belum ada yang mencoba menjadikannya sebuah tulisan.
Hal yang perlu diingat dalam menulis profil seseorang adalah harus tetap mengutamakan fakta. Tidak boleh menulis yang tidak sesuai dengan kenyataan. Fakta dapat kita ambil dari hasil liputan kita sehari-hari, atau bisa juga dengan mewawancarai si narasumber.
Supaya lebih mendapatkan gambaran mengenai tulisan profil, berikut contoh tulisan dari saya.


PROFIL ZAKA , "PERNAH MENGIKUTI SELEKSI TIMNAS U-19"


Zakaria Efendi, salah seorang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak angkatan tahun 2015/2016 dikenal medok di kampusnya. Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ini, memiliki kisah menarik dalam perjalanannya sampai pada akhirnya menginjakkan kaki di Kalimantan Barat ini.
Pindah-pindah sekolah saat SMA
Pria berdarah jawa ini lahir di Temanggung Jawa Tengah, tanggal 29 namun ia enggan menyebutkan bulan dan tahunnya. Pria yang akrab dipanggil Zaka ini pernah mengenyam pendidikan di SD dan SMP Muhammadiyah 03, Ngadiherjo. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP, jaka melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi. “Kalo SMAnya nih yang banyak, bingung mau nyebutkannya,” kata Zaka saat ditanya, Sabtu (1/10). Kelas satu SMA Zaka  pernah bersekolah di STM Negeri 01 Temanggung. Namun pada semester dua ia pindah ke SMK Swadaya, setelah naik ke kelas dua pindah lagi ke SMK Bumi Pala Temanggung. Tidak sampai di situ, ketika naik kelas tiga ia kembali pindah ke SMA Negeri 01 Magelang.
Tiga kali ganti sekolah pada masa SMA bukan berarti  tanpa alasan. Zaka menyebutkan, ia melakukan hal tersebut karena ia nakal dalam situasi sekolah, “Kenakalan saya masa SMA dulu tuh, kayak suka bolos,” jelasnya. Walaupun begitu, zaka mengakui dia lebih suka dengan peraturan yang ketat, namun sukanya itu suka buat nentangnya. Oleh karena itu dia terpaksa dikeluarkan dari sekolah akibat kelakuannya itu. “ya begitulah yang harus saya terima, karena saya melanggar peraturan maka saya juga menerima konsekuensinya,”tuturnya.
Ikut Seleksi Timnas U-19
Zaka yang sekarang aktif di Lab Fotografi ini semasa kecil memiliki hobi olahraga , terutama sepak bola. Awal prestasinya di dunia sepak bola ialah ketika dia lolos dibawa ke ajang Perwakilan Pemain Sepak Bola (Popda) se-Jawa Tengah. Berkat kegigihannya berlatih  Sepak Bola, siapa sangka ia  pernah mengikuti seleksi timnas U-19 di Jogjakarta. Walaupun pada akhirnya ia gagal masuk sekuat timnas U-19, asuhan Indra Sjafri yang pernah mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF beberapa tahun silam.
Dalam proses seleksi timnas, Zaka berhasil sampai pada tahap ketiga. Tahap pertama dia lolos bersama ratusan peserta lainnya. Kemudian dia lolos ketahap ke dua yang menyisakan 60 pemain. Namun pada tahap ketiga, saat pemilihan 21 pemain yang akan masuk skuat timnas, langkah dia harus terhenti. Dia mengatakan, kegagalan saya mungkin dikarenakan teman-teman saya yang dipilih itu jauh lebih hebat daripada saya. “Saya merasa lemah pada latihan fisik,”. Walaupun ia gagal dalam seleksi timnas, namun Zaka mempunyai pengalaman berharga. Salah satunya ialah dia pernah latihan satu lapangan dengan Evan Dimas sang kapten timnas U-19 yang bersinar di ajang piala AFF kemarin. Zaka bercerita bahwa dia juga pernah ngobrol langsung dengan staiker cadangan timnas U-19.
Kuliah di IAIN Pontianak
Ayah Zaka bernama Syariat, sedangkan Ibunya bernama Waltinah. Ayahnya bekerja sebagai petani, namun ayahnya memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai pedagang. Zaka adalah anak ke-dua dari dua bersaudara. Abangnya sudah mempunyai keluarga dan sekarang tinggal di Temanggung bersama Ayah dan Ibunya. Saat ditanya mengapa sampai ke Kalimantan, Zaka mengatakan, mungkin karena sudah takdir. “Tapi sebenarnya  sebelum mau ke Kalimantan, pernah saya kepikiran mau ke Maluku bahkan mau ke Sumatera,”jelasnya. “Pada intinya saya saat itu pengen merantau, pengen memperbaiki hidup,”lanjutnya.
Awal mula Zaka sampai ke Kalimantan adalah karena mengikut salah satu keluarga yang sama-sama ingin ke Kalimantan. Pada awalnya Zaka tidak ada tujuan yang ingin dicari ke Kalimantan. “Hanya dengan modal nekat,” katanya. Ketika berada di Kalimantan Barat, Zaka tidak mempunyai pekerjaan. Hampir sebulan menganggur, Zaka mulai berfikir bahwa hidupnya tidak berguna jika terus-menerus menganggur. Oleh karena itulah mulai terbesit dipikirannya untuk mencari pekerjaan.
Zaka mengawali kariernya sebagai tukang cuci mobil di Jln. Danau Sentarum Pontianak. Di dunia kerja itulah Zaka mulai mengenal teman-temannya. Melihat teman-temannya yang rata-rata kuliah itu membuat Zaka berkepikiran untuk Kuliah juga. “Saya berfikir kawan-kawan bisa kuliah sambil kerja, lo kenapa saya gak bisa,” tuturnya. Zaka menambahkan, salah satu alasannya kepikiran untuk kuliah adalah karena dia ingin menyibukkan diri agar tidak ada rasa rindu kepada orang tua di kepalanya.
            Saat ini Zaka sudah menginjak semester tiga di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak. Di antara prestasi yang pernah dicapainya adalah dia salah sati tim promosi IAIN yang membantu dalam proses pembuatan Video Profil IAIN Pontianak.

 Setelah selesai kuliah dia berniat untuk merantau lebih jauh lagi. “Keinginan untuk bertemu pada orang tua ya pasti ada,”katanya. Namun dia menegaskan bahwa dia tidak akan kembali menemui orang tuanya sebelum dia mendapatkan apa yang dia impikan. “Menjadi sukses walau harus berpisah dengan orang tua itu adalah komitmen aku dari awal, komitmen itu aku sendiri yang bangun tidak mungkin aku sendiri yang merobohkan,”tegasnya. 

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib