Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]


Bukan soal kaki yang letih melangkah, bukan soal punggung yang nyilu karena memikul, dan bukan soal mata yang mulai terpejam menahan kantuk. Tapi soal hatimu yang mulai menyerah mengagumiku.
Terasa di sore kemarin, senja tak lagi indah tanpa kehadiranmu. Senja yang seharusnya melukiskan jingga di langit berubah menjadi kelabu. Perasaanku mulai tidak nyaman saat itu. Mesin waktu terasa begitu cepat. Aku tidak sepenuhnya ingat apa saja yang telah aku lakukan hari itu. Aku hanya menyibukkan diriku dengan terus memikirkanmu. Tanpa pernah kau sadari.
Sesekali aku mengirimkan pesan melalui telepon. Kamu menerima pesan itu, tapi belum ada secuil hasratmu untuk membacanya. Kau biarkan saja pesan itu, dan aku hanya bisa bertanya-tanya. Andai pesan itu manis, kau bisa gunakan buat menemani kopimu. Atau pun kau biarkan agar semut mengerumuninya. Andai pesan itu sampah, aku harap kamu tidak membuangnya. Berikan kesempatan lalat untuk menghinggapinya.
Akhirnya aku pun sadar dengan apa yang  telah aku lakukan. Kamu menganggap aku tidak menghargai perasaanmu. Ntah bagaimana bisa kamu menyimpulkan hal itu. Padahal sebenarnya aku lebih mengagumimu, menyukaimu, bahkan aku mencintaimu. Bahkan lebih besar dari perasaanmu. Hanya saja memang tidak pernah keluar dari mulutku ungkapan itu. Agar kamu percaya dan merasa bahwa rasa kagummu sudah terbalaskan. Maaf untuk saat ini aku belum bisa mengungkapkannya. Sekali lagi, bukan karena aku lemah, bukan karena aku tidak bernyali, bukan karena aku hanya sekedar memainkan perasaanmu. Tetapi aku mengaku, aku benar-benar belum bisa untuk mengungkapkannya, untuk saat ini. Ingat untuk saat ini, artinya kau harus percaya pada mesin waktu. Akan ada saatnya, daun telingamu sanggup mendengarnya. Akan ada saatnya jantungmu berdegub kencang melebihi kilat. Pasti akan ada saatnya, matamu tidak akan  sanggup lagi membendung air matamu.
Aku mohon jangan menyerah mengagumiku. Buang jauh-jauh anggapan yang dapat memperburuk keadaan. Yang masih melekat di kepalamu. Tentang anggapan yang mengatakan terkadang terlalu mengagumi itu membuat sakit sendiri. Buang anggapan itu. Lenyapkan. Kamu mungkin mengatakan hal itu karena kamu saat ini belum mengetahui jawaban. Kamu beranggapan  rasa kagummu belum terbalaskan. Ketahuilah, rasa yang tak terbatas itu tidak pernah mempermasalahkan terbalas atau tidaknya.
Kemudian yang perlu kamu sadari, saat ini kamu hanya meraba dari satu sisi. Sehingga kamu terburu-buru menarik satu kesimpulan. Cobalah sesekali berusaha mengetahui dari sisi yang berbeda. Pasti kamu akan menyimpulkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang tidak mungkin perih seperti tadi, sesuatu yang tidak mungkin membuatmu bungkam. Tetapi mungkin yang kau dapatkan adalah sesuatu yang lebih indah dari pada senja. Sesuatu yang lebih manis dari pada madu. Sesuatu yang lebih mengesankan ketimbang anak mencium ibunya. Sesuatu yang dapat membuatmu menyimpan berjuta cerita lebih dari sisa hujan kemarin.

[15 Januari 2016]

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib