Vihara Bumi Raya Singkawang. (Cheelious.wordpress.com) |
Menjelang
perayaan Imlek, di Kota Singkawang,
Kalimantan Barat, mulai dipenuhi atribut-atribut penuh warna yang identik
dengan Tionghoa. Ada merah. Ada pula warna yang paling banyak dijumpai. Di
pusat kota misalnya, ribuan lampion bergantungan di sepanjang jalanan.
Lampion-lampion
itu dipasang di antara deretan ruko-ruko yang berbaris rapi di bahu jalan. Ketika
malam tiba, ribuan lampion itu akan memerah. Pusat kota seperti dihujani oleh jutaan
bulan berwarna merah.
Oleh
karena keindahan itulah, masyarakat Kota
Singkawang tidak mau menyianyiakannya. Mereka mengabadikan momen dengan gawai
mereka.
Perayaan
Imlek di Kota Singkawang selalu berlangsung meriah. Seperti di tahun-tahun
sebelumnya, akan ada banyak festival, atraksi yang akan digelar di Singkawang.
Paling terkenal yaitu atraksi tatung, ada festival naga dan barongsai serta
tidak kalah menarik yaitu pesta lampion.
Kemeriahan
hari Raya Imlek juga mejadi momentum untuk kembali mengingatkan pentingnya
menjaga toleransi. Khususnya bagi masyarakat Kota Singkawang yang beragam
etnis. Meskipun mayoritas penduduknya Tionghoa, etnis lain pun harus saling
merajut keharmonisan.
Kota
Singkawang dengan slogan Bumi Bertuah Gayung Bersambut memang terkenal dengan
keharmonisannya. Para warganya sejak zaman behaula hidup rukun berdampingan,
meskipun berbeda agama, suku, maupun golongan.
Namun
begitu, Kota Singkawang bukan kota yang sempurna. Bukan kota yang tak pernah
terganggu keharmonisannya. Beberapa waktu belakangan ini misalnya, keharmonisan
warga Singkawang sempat goyah karena beberapa kasus.
Misalnya
peristiwa pelemparan bom molotov di Vihara Budi Dharma pada Senin 14 November
2016 silam. Akibatnya, Vihara yang terletak di jalan Gusti Situt Mahmud,
Kelurahan Pasiran, Singkawang mengulangi kerusakan. Meski tidak ada korban
jiwa, namun kejadian itu sempat menghebohkan warga.
Pasca
kejadian itu Wakil Kepala Polres Singkawang, Kompol Dhani Catra Nugraha meminta
masyarakat Singkawang agar tidak mudah terpancing dan tetap menjaga
kondusifitas di kota itu, seperti dilansir dari republika.co.id (14
November 2016).
Perayaan
Imlek tinggal menghitung hari. Menjelang perayaan itu, pada Rabu (7/2) kemarin,
diadakan Deklarasi Damai Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat
tahun 2018 dan Pengamanan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh tahun 2018 di Gedung
Singkawang Culturan Center (SCC) di Jalan Yos Sudarso.
Kegiatan
itu merupakan program kerja satuan tugas nusantara dalam rangka menciptakan
kamtibmas pada Pilkada khususnya di Kota Singkawang. Kegiatan tersebut dihadiri
Forkopimda Kota Singkawang, DPRD Singkawang, OPD lingkup Pemerintahan Kota
Singkawang, KPU Kota Singkawang, Panwas Kota Singkawang, Perwakilan Parpol, Ormas, MUI, MABM, DAD,
MABT, mahasiswa hingga pelajar.
Salah
satu poin penting yang disepakati dari pertemuan itu adalah siap menang dan
siap kalah serta menerima seluruh hasil proses penyelenggaraan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur Kalbar. Dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku, mengutip dari pontianakpost.co.id (8/2)
“Apapun
warna partainya, apapun pilihannya, keberagamaan dan perbedaan ini sebuah
fakta. Kita ini semua ciptaan Tuhan, sama-sama warna negara Republik Indonesia.
Kita ciptakan Singkawang damai,” ungkap Wali Kota Singkawang Tjhai Chu Mie.
Ungkapan
yang sama disampaikan Dandim 1202 Letkol Inf Abdul Rahman bahwa TNI netral
dalam ajang Pilkada. Tugas TNI, kata dia, hanya melakukan membantu TNI dalam
pengamanan. “TNI Netral. Jika ada anggota kami yang berpihak atau tidak netral
dalam Pilkada silahkan laporkan ke kami,” ungkapnya.
Dikutip
dari laman pontianakpost.co.id (8/2), Letkol Inf Abdul Rahman secara tegas meminta
semua pihak nantinya dapat menahan diri agar tidak terprovokasi sehingga
membuat kisruh suasana. “Saya kira kita sepakat, kedamaian dan kenyamanan harus
dibangun. Jangan terpecah belah dikarenakan perbedaan pilihan dan warna partai.
Kita harus damai, dan TNI siap menciptakan Pilgub damai,” tegasnya.
Deklarasi
bukan sekadar basa-basi, namun perlu bukti. Nyatanya masih banyak masyarakat
yang awam terkait informasi yang menyebar di media sosial. Mereka menganggap
informasi yang tersebar di media sosial benar.
Pemerintah
harus terus memperhatikan kondisi warganya agar tidak mudah terpancing
berita-berita yang menyesatkan. Demi kehidupan yang damai tetap terjaga di Kota
Singkawang.
Sampai
tulisan ini diketik, pada Kamis (15/2) langit Kota Singkawang dihiasi kembang
api yang terus berterbangan. Tidak terasa Imlek tinggal menghitung jam.
Penulis : Imam Maksum
No comments:
Post a Comment