Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

foto by Pontinesia
SENJA DI TEPI KAPUAS
Imam Maksum
Treaak, suara standar motor menginjak tanah di depan dermaga pelabuhan Senghi Pontianak. Saya, telah sampai ke tempat tujuan. Saya sempat bertanya-tanya di dalam hati selama di perjalanan tentang apa sebenarnya tujuan perjalanan sore hari ini. Sesekali aku mencoba menebak di kepalaku bahwa perjalanan ini mempunyai sebuah misi. Terlintas di kepalaku, ini pasti sebuah pelatihan liputan.
Kami berjalan melihat-lihat keindahan sungai kapuas. Banyak kapal-kapal pengangkut barang yang berlabuh di dermaga. Ukurannya beragam, ada yang kecil yang mungkin muatannya hanya mencapai 2 ton. Tapi ada juga yang berukuran besar, mungkin kapasitas muatannya mencapai 10 ton atau bahkan lebih. Tidak sedikit saya melihat para pekerja kapal yang sedang beraktivitas menaik dan menurunkan barang di atas kapal. Sempat saya terpikir bahwa merekalah pahlawan-pahlawan yang patut dihargai oleh keluarganya di rumah.
Sore hari itu langit diselimuti awan kelabu. Angin sore di tepian kapuas tak henti menghelus-helus tubuh saya. Saya menghentikan langkah saya dan sejenak mendiamkan diri.  Saya mencoba menarik nafas dari hidung lalu perlahan saya keluar dari mulut. Betapa nikmatnya udara segar yang saya rasakan sore itu. Sebuah nikmat yang wajib saya syukuri sebagai hamba Tuhan yang begitu besar.
Dari tepian sungai Kapuas tempat saya berdiri, banyak orang-orang yang sedang memancing. Usia mereka beragam, ada yang masih anak-anak, ada mereka yang sudah dewasa serta ada juga yang lanjut usia. Saya berfikir bahwa mereka memancing adalah karena hobi mereka, atau sebagai pengisi waktu kosongnya saja.
Matahari perlahan berlabuh ke ufuk barat. Senja di tepi kapuas begitu mengagumkan. Banyak kapal-kapal yang sibuk dengan aktivitasnya. Mengangkut barang bawaan dan ada juga yang mengangkut penumpang menuju seberang. Saya masih berdiri sembari menikmati sore di tepi Kapuas kota khatulistiwa. Pandangan saya tertuju kepada seorang kakek yang duduk sambil menunggu pancingannya dimakan ikan. Rambutnya putih, ia mengenakan celana panjang berwarna coklat. Terlihat ia tidak banyak bergerak, kepalanya tertunduk dengan dua tangan menahan dahinya. Sedangkan kedua sikunya menahan di atas kedua lututnya. Tampak ia begitu kelelahan, menunggu pancingan yang dia letakkan di sampingnya dimakan ikan.




No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib